Jumat, 01 Mei 2015

Kisah Kasih

Kisah Kasih

  •                                 Kasih
Pada suatu hari saya bangun pagi-pagi untuk menyaksikan matahari terbit. Ah, keindahan ciptaan Tuhan tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Sambil mengagumi, saya memuliakan Tuhan untuk karyaNya yang agung. Sewaktu saya duduk disitu, saya merasakan kehadiran Tuhan bersama saya.
Ia bertanya kepada saya: "Apakah engkau mencintai Aku?" Saya menjawab: "Tentu saja, Tuhan! Engkau adalah Allah dan Penyelamatku!" Lalu Ia bertanya: "Jika tubuhmu cacat, apakah engkau masih mau mencintai Aku?" Saya bingung. Saya memandang ke lengan, tungkai dan bagian tubuhku yang lain, dan heran berapa banyak hal yang saya anggap sudah biasa, akan tak dapat saya lakukan. Dan saya menjawab: "Akan sangat berat, Tuhan, tetapi aku akan tetap mencintai Engkau" 
Kemudian Tuhan berkata: "Jika engkau buta, apakah engkau masih mau mencintai ciptaanKu?" Bagaimana mungkin saya dapat mencintai sesuatu yang tidak dapat saya lihat? Lalu saya teringat akan begitu banyak orang buta didunia dan bagaimana mereka masih tetap mencintai Tuhan dan ciptaanNya. Karena itu saya menjawab: "Sukar untuk memikirkan hal itu, tetapi aku akan tetap mencintai Engkau".
Tuhan kemudian bertanya kepada saya: Jika engkau tuli, apakah engkau masih mau mendengarkan SabdaKu?" Bagaimana mungkin saya mendengarkan sesuatu bila tuli? Lalu saya mengerti. Mendengarkan sabda Tuhan bukan hanya dengan telinga, tetapi juga dengan hati. Saya menjawab: "Akan sulit sekali, Tuhan, tetapi aku akan tetap mendengarkan SabdaMu"
Kemudian Tuhan bertanya: "Jika engkau bisu, apakah engkau masih mau memuliakan NamaKu?" Bagaimana mungkin saya memuji tanpa suara? lalu saya terpikir: Tuhan menghendaki kita bernyanyi dari lubuk hati, bagaimanapun bunyinya. Dan memuliakan Tuhan tidak harus selalu dengan nyanyian; saat kita dianiayapun dapat kita ucapkan kata-kata pujian.
Jadi saya menjawab: "Biarpun aku bisu, aku akan tetap memuliakan NamaMu"
Lalu Tuhan bertanya: "Apakah engkau sungguh-sungguh mecintai Aku?" Dengan berani dan tanpa ragu saya menjawab tegas: "Ya. Tuhan! Aku mencintai Engkau, sebab Engkaulah satu-satunya Allah yang benar!" Saya kira saya menjawab dengan baik, tetapi...... Tuhan bertanya: "LALU MENGAPA ENGKAU BERBUAT DOSA?" Saya menjawab: "Sebab aku seorang manusia. Aku tidak sempurna" LALU MENGAPA PADA WAKTU PADA WAKTU TENTERAM ENGKAU MENYIMPANG PALING JAUH? MENGAPA HANYA BILA SUSAH ENGKAU BERDOA PALING SUNGGUH-SUNGGUH?"
"APAKAH ENGKAU SUNGGUH-SUNGGUH MENCINTAI AKU?" Saya tidak dapat menjawab. Bagaimana mungkin saya dapat? Saya malu tak terhingga. Saya tidak punya alasan. Apa yang dapat saya katakan terhadap ini? Setelah hatiku menjerit dan air mata mengalir, saya berkata: "Ampunilah aku, ya Tuhan. Aku tak pantas menjadi anakMu". Tuhan menjawab: "Itulah rahmatKu, anakKu" Saya bertanya: "Lantas mengapa Engkau terus-menerus mengampuni aku. Mengapa Engkau begitu mencintai aku?"
Tuhan menjawab: "Karena engkau adalah ciptaanKu. Engkau adalah anakKu. Aku tak pernah akan meninggalkanmu" Bila engkau berteriak kegirangan, Aku akan tertawa bersamamu. Bila engkau sedih, Aku akan membesarkan hatimu. Bila engkau jatuh, Aku akan mengangkatmu. Aku akan menyertaimu sampai akhir jaman, dan Aku akan mencintai engkau selama-lamanya"
Saya bertanya kepada Tuhan: "Seberapa besar kasihMu padaku?" Tuhan membentangkan kedua tanganNya, dan saya melihat bekas-bekas tembusan paku.
sumber:
http://www.airhidup.com/article/kisah-kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.