Minggu, 14 Juni 2015

Lampu Motor

Lampu Motor

Sekitar satu tahun yang lalu keluarga saya pindah ke daerah Bojonggede, Bogor dan semenjak itu saya bertransportasi ke tempat kerja (di Jakarta) dengan kereta api.  Dan puji Tuhan, kami bisa membeli sebuah sepeda motor tua sebagai kendaraan tambahan karena untuk mencapai stasiun kereta jaraknya agak jauh dari lokasi rumah kami.
Mengendarai motor awalnya tidak nyaman buat saya karena saya baru belajar mengendarainya. Tetapi dengan berjalannya waktu, ternyata saya bisa dan saya sangat menikmatinya.
Ternyata banyak hal yang bisa saya pelajari dari sebuah sepeda motor. Tuhan berbicara kepada kita dengan berbagai cara dan saya terpesona, saya kagum karena Tuhan berbicara kepada saya pribadi lewat sepeda motor tua saya.
Saya selalu keluar rumah pada jam 4.30 pagi dan pulang antara jam 19.00 - 20.30 setiap harinya.  Saya belajar banyak hal dari motor tua saya.  Karena keluar rumah masih subuh dan kembali kerumah sudah malam, otomatis saya harus selalu menyalakan lampu motor. Nah, inilah yang mengajari saya bahwa kita sangat sangat dan sangat membutuhkan Tuhan untuk menerangi hidup kita.  Kita butuh Firmannya agar jalan didepan kita selalu terang. 
Memang kita seringkali menemukan / berjalan di jalan yang gelap.  Tapi ada lampu yang harus kita nyalakan terus, supaya kita tidak jatuh ke dalam lobang, supaya kita tidak terperosok, supaya kita bisa menghindari bebatuan.  Seperti itulah hidup kita.  Kita ingin sampai ke tujuan hidup kita.  Dan saya yakin kita semua ingin menuju kepada Tuhan, Bapa kita.  tapi ada jalan. dan jalan itu tidak selalu mulus. Ada sungai, ada batu2. Ada persoalan, ada masalah, ada tekanan.  dan kalaupun ada bagian jalan yang terang, anggap saja itu bonus dari Tuhan atas ketaatan dan ketekunan kita. Tapi kita tahu Tuhan adakan itu semua buat menguji kita.  Dia mau lihat apakah kita mampu lewati itu semua.  Tuhan menunggu kita sambil mengawasi kita.  Karena itu, nyalakan terus lampu kendaraan kita.  Nyalakan terus Firman Allah itu dalam hidup kita sehingga kita bisa melihat apakah didepan ada sungai, batu2 agar kita bisa melalui itu dengan baik, tidak terjatuh ataupun terluka.  Kalau ada kegelapan, kita tidak takut, karena cahaya Firman itu menerangi jalan didepan kita.
Memang ada juga cahaya2 lampu dari kendaraan lain.  Tapi saya belajar bahwa, kita jangan tergoda dengan cahaya lain itu. Dengan seringnya saya mengendarai motor, saya semakin tahu bahwa kita tidak bisa mengandalkan cahaya dari kendraan lain selain cahaya dari kendaraan kita sendiri. Jika cahaya lain itu datang dari depan, memang jalan kita jd terang, tapi hanya sebentar , pd saat dia sudah melewati kita maka kita bisa celaka karena mata kita silau dan tidak fokus terhadap jalan yg kita ambil.  Dan bila kendaraan di belakang kita menerangi jalan kita, kita pasti merasa senang karena ada cahaya bantuan.  Pdhal setelah kendaraan itu melewati kita, maka jalan didepan kita kembali gelap. 
Seperti itu jugalah hidup kita.  Kita senang, kita bahagia saat ada cahaya lain yang ikut menerangi jalan kita.  Kita pikir itu adalah cahaya dari Tuhan.  Bukan, saudara. Cahaya dari Tuhan itu ada pada diri kita. Iblis bisa menipu kita dengan memberikan kita cahaya palsu. memang cahaya itu terang dan mungkin lebih terang dari cahaya kita sendiri.  Tapi cahaya itu menyilaukan mata kita dan bisa membahayakan kita karena kita jd tidak bisa melihat apa yg ada didepan kita.  Dan cahaya iblis pun tidak abadi. Karena dia menerangi kita hanya sesaat dan kemudian menghilang setelah memberikan kita harapan2 semu, janji2 palsu, kesenangan2 fana.
Bandingkan dengan cahaya milik Tuhan yg DIA berikan untuk kita. Asalkan kita fokus dan tidak tergoda oleh cahaya lain, asalkan kita taat dan setia pada terang Firman Tuhan, pasti kita akan sampai ditujuan hidup kita yaitu BAPA kita dengan selamat.
Dan kita akan mengalami kebahagiaan yang luar biasa karena BAPA kita menyambut kita dengan penuh kasih dan membiarkan kita menikmati kasih itu sepuas kita.
 http://www.airhidup.com/article/lampu-motor

Minggu, 07 Juni 2015

Kedamaian Yang Sejati

Kedamaian Yang Sejati

Ada seorang raja yang akan memberikan hadiah pada seniman yang dapat membuat suatu lukisan terbaik tentang kedamaian. Banyak seniman yang mencoba. Raja melihat semua lukisan itu. Tetapi hanya ada dua yang ia suka, dan ia harus memilih salah satu di antaranya.
Salah satu lukisan menggambarkan danau yang tenang. Danau itu bagaikan cermin yang sempurna bagi gunung-gunung yang menjulang tinggi di sekelilingnya. Di atasnya langit biru dengan awan di sana-sini. Semua orang yang melihatnya akan berpendapat itulah lukisan yang sempurna tentang kedamaian. Lukisan yang satu lagi menggambarkan gunung-gunung juga, tetapi tampak tegak, angkuh dan kasar. Langit hitam berawan gelap, ada halilintar di situ. Di bawah ada air terjun yang airnya bergejolak. Tampak tak ada kedamaian sama sekali.
Tetapi raja melihat di belakang air terjun ada sarang burung. Di antara riak gejolak air, duduk seekor induk burung yang sedang memberi makan pada anaknya dengan penuh kedamaian. Lukisan yang mana yang Anda kira akan memang? Raja memilih lukisan yang kedua.
Karena, kata raja, "damai bukan berarti tempat yang tidak ada kegaduhan, permasalahan dan kerja keras. Kedamaian berarti bila di tengah-tengah semuanya itu tetap ada ketenangan di hati Anda. Itulah makna sejati kedamaian."

Jumat, 05 Juni 2015

Rencana Tuhan Untuk Pasangan Hidup

Rencana Tuhan Untuk Pasangan Hidup

Tiap orang berharap memberikan diri untuk seseorang, hubungan cinta satu dengan yang lain, untuk dicintai dan mencintai secara langsung dan spesial.
Tetapi ALLAH berkata untuk anak-anakNya, "Tidak,tidak sampai engkau dipuaskan, diteguhkan, dan penuh dengan cinta yang dari padaKU sendiri, dengan memberikan hidupmu sepenuhnya hanya kepadaKU."
AKU mengasihi engkau anakKU dan sampai engkau menemukan bahwa hanya di dalam AKU sajalah kepuasanmu dapat ditemukan.
Engkau tidak akan dapat menemukan orang yang sempurna bagi kehidupanmu yang AKU rencanakan bagimu!
Engkau tidak akan pernah dapat beserta dengan orang lain sampai engkau bersatu denganKU.
Aku ingin kau berhenti merencanakan, berhenti berharap, dan membiarkan AKU yang akan membawanya kepadamu! Tetaplah matamu tertuju kepadaKU, haraplah hal-hal yang terbesar terjadi. Tetaplah alami dan kepuasanmu hanya ada padaKU, Tetaplah belajar dan mendengarkan akan segala hal yang AKU katakan kepadamu ... Jangan bimbang, jangan ragu ... Dan jangan melihat orang lain yang sudah mendapatkan pasangan hidupnya ataupun yang telah AKU berikan. Jangan melihat seseorang engkau pikir engkau menginginkannya.
Tetaplah melihat kepadaKU, atau engkau akan kehilangan hal-hal besar yang akan AKU perlihatkan kepadamu. Pada saatnya nanti engkau akan siap, AKU akan mengejutkan engkau dengan cinta yang jauh lebih indah dari apa yang pernah engkau bayangkan sebelumnya. Engkau lihat, sampai engkau siap dan sampai orang yang AKU persiapkan juga telah siap. AKU bekerja bahkan dalam saat ini untuk mempertemukan engkau berdua siap pada waktunya nanti......
Sampai engkau berdua dipuaskan secara penuh hanya denganKU Dalam kasih dan hidup yang telah AKU persiapkan untukmu ketahuilah AKU mengasihi engkau selamanya Hubungan yang tak berkesudahan AKU tawarkan bersama diriKU
AKULAH ALLAH YANG BERKUASA!!! PERCAYALAH DAN PUASLAH,"ALLAHKU AKAN MEMENUHI SEGALAKEPERLUANKU....."(FILIPI 4:19)
".....JANGAN KAMU MEMBANGKITKAN DAN MENGGERAKKAN CINTA SEBELUM DIINGININYA!!!(KDG 3:5)

http://www.airhidup.com/article/rencana-tuhan-untuk-pasangan-hidup

Senin, 01 Juni 2015

Perasaan Takut

Perasaan Takut

Perasaan takut itu pertama sekali ditulis di dalam kitab Kejadian fasal 3, saat Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, hati mereka dirundung rasa takut sehingga mereka mulai bersembunyi dari Tuhan. Perbuatan dosa mengakibatkan seseorang mengalami perasaan takut, tidak tenang, rasa bersalah dan gelisah.
Kejadian 3 : 8-10 “ Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Dimanakah engkau?” Ia menjawab: “ Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi. “ 
Pertama sekali perasaan takut ada pada manusia itu terjadi setelah Adam, manusia pertama jatuh dalam dosa. Ketika Adam jatuh dalam dosa, dia mulai merasa tidak tenang, dia bersembunyi karna takut ketahuan, takut ketahuan dosanya, dia berusaha untuk menutup-nutupi, dia bersembunyi.
Ini harus diselesaikan di hadapan Tuhan. Tuhan memberikan satu jalan keluar di dalam I Yohanes 1 : 9 bagaimana seseorang yang dirundung rasa takut saat dia jatuh dalam dosa dan itu tidak boleh berlarut-larut, harus cepat-cepat diselesaikan. Seorang yang melakukan perbuatan dosa itu biasanya tidak akan tenang hidupnya, sebab yang namanya manusia itu punya nurani, conscience, saat dia melakukan suatu kesalahan maka perasaan pertama yang dia rasakan adalah gelisah. Perasaan pertama yang dia rasakan adalah rasa takut, rasa bersalah.
 I Yohanes 1 : 9 “ Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. “               
Adanya pengakuan maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita.
Jalan keluar satu-satunya adalah mengakui di hadapan Tuhan. Alkitab menyatakan bahwasanya IA, Yesus Kristus akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Ada sebuah illustrasi :
Ada sebuah keluarga yang memiliki dua orang pembantu. Yg pertama namanya Inem, yg ke2 namanya Biyem. Suatu hari sang nyonya pulang dari Eropah dengan membeli selusin piring kristal dan berpesan pada kedua pembantunya untuk hati-hati menjaganya, jangan sampai rusak apalagi sampai pecah. Tapi suatu hari si inem ceroboh, dia telah menjatuhkan salah satu piring kristal itu dan pecah sehingga ia menjadi takut. Kemudian dia menyembunyikan pecahan piring itu dengan menimbunnya dalam tanah di kebun belakang dan ia berpikir persoalannya sudah selesai.
Namun, ternyata semua perbuatannya itu terlihat oleh temannya biyem, sehingga biyem mulai intimidasi, biyem mulai mengancam dan memerasnya setiap bulan harus menyerahkan separoh gajinya sebagai komisi tutup mulut. Tidak hanya itu, bahkan tugas sehari-hari dari si biyem juga dialihkan kepada si inem, begitulah keadaan hidup si inem menjadi begitu menderita, pekerjaannya semakin numpuk malahan gajinya harus dibagikan separoh kepada biyem demi untuk menutup mulutnya, betapa tersiksanya dia, betapa malangnya dia.
Karena begitu tertekan, maka satu kali inem mulai bertekad untuk mengakui segala kesalahannya kepada nyonyanya, saya harus beritahukan semuanya. Suatu hari dia menunggu waktu yang tepat dan menjumpai nyonyanya dan berkata : Nyonya, saya sudah bersalah, saya sudah membuat pecah salah satu piring kristal yang nyonya beli dari Eropah itu, saya minta maaf, saya mohon dimaafkan. “
Dan nyonya ini menjawabnya : Inem, sebenarnya dari dulu saya sudah tahu kalau engkau sudah menjatuhkan piring itu karna di rumah ini dipasang cctv, waktu kamu menanamkan pecahan piring itu, semuanya terekam dengan baik, saya hanya menunggu satu pengakuan saja. Baiklah, karena sekarang kamu sudah mengakui, maka saya memaafkan kamu, yg terpenting ke depan lebih berhati-hati lagi dalam bekerja.”
Dan sejak hari itu si inem terlepas dari segala tekanan, dia sudah bebas, dia tidak perlu lagi menyetor separoh gajinya pada biyem. Betapa bahagianya dia.
Sdrku, pengakuan itu begitu penting. Siapapun kita, kalau kita pernah jatuh dan kita pernah berdosa, kita tidak bisa menyembunyikan diri di hadapan Tuhan. Kemana saja kita lari, kemana saja kita menyembunyikan diri, di sudut kamar, di kegelapan, di tempat yang remang-remang, dimana saja kita berbuat sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan, manusia mungkin tidak melihat tapi Tuhan melihat dan DIA sedang menunggu pengakuan kita. Adanya pengakuan baru ada pengampunan, tanpa pengakuan maka tidak ada pengampunan. Ini hal yang sangat penting,   pengakuan kita di hadapan Tuhan.
I Yohanes 2 : 1-2 “Anak-anakku, hal hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. “
Kalau kita sempat berbuat salah, jangan lupa : kita harus segera melakukan pengakuan. Siapapun kita pasti pernah berbuat salah dan dicekam rasa takut , tapi jangan lupa untuk segera mengakui di hadapan Tuhan supaya beban kita terlepas, supaya kita bebas, supaya kita hidup dalam kemerdekaan tanpa ada tekanan dan tindasan.
Ketakutan itu membuat kita tidak bahagia, namun kalau kita berani mengakui di hadapan Tuhan, maka kita akan terlepas dari segala tekanan dan ketidakbahagiaan itu. Ketahuilah, sebenarnya Tuhan selalu menunggu pengakuan kita, itu sebabnya jangan menunda-nunda waktu untuk segera datang pada Tuhan dengan membawa seluruh pengakuan kita ke hadapanNya. Tuhan sedang menantikan pengakuan saudara….

http://www.airhidup.com/article/perasaan-takut

Minggu, 31 Mei 2015

Cara memanfaatkan Problem

Cara Memanfaatkan Problem


Apa yang Tuhan ingin katakan melalui problem yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita? Respon kita yang akan menentukan apakah problem tersebut dapat menghancurkan kita atau dapat membangun kita. Sayangnya, kebanyakan orang sering gagal untuk melihat bagaimana Tuhan ingin menggunakan problem ini untuk mendatangkan kebaikan dalam hidup mereka. Mereka bereaksi bodoh dan membenci problem daripada mencoba untuk berpikir keuntungan apa yang dapat diperoleh melalui problem tersebut. 
Dibawah ini adalah 5 cara bagaimana Tuhan ingin menggunakan problem tersebut dalam hidup kita. 
1. Tuhan menggunakan problem untuk menuntun kita. Kadang-kadang Tuhan perlu memberikan kejutan untuk membuat anda bergerak maju. Problem seringkali memberikan arah tujuan yang benar dan memotivasi kita. Tuhan ingin menarik perhatian kita sehingga kita kembali fokus kepada jalanNya. Amsal 20:30 - .....dan pukulan membersihkan lubuk hati. "Seringkali terjadi situasi yang menyakitkan untuk merubah jalan kita." 
2. Tuhan menggunakan problem untuk menginspeksi kita. Manusia seperti teh celup....apabila kita ingin mengetahui apa yang ada di dalamnya, kita celupkan ke dalam air panas! Apakah Tuhan pernah meguji iman saudara melalui problem? Apabila saudara mengalami problem, apa yang muncul dari dalam saudara? "Ketika kita mengalami banyak masalah, seharusnya kita penuh dengan sukacita. karena kita tahu bahwa masalah itu menguji iman kita dan hal ini akan menghasilkan kesabaran" Yakobus 1: 2-4 
3. Tuhan menggunakan problem untuk mengkoreksi kita. Beberapa pelajaran hanya dapat kita pelajari melalui kepedihan dan kegagalan. Sebagai seorang anak, seringkali orang tua kita mengajarkan untuk tidak memegang kompor yang panas. Tetapi beberapa dari kita baru percaya dan belajar bahwa kompor itu panas setelah memegang dengan tangan sendiri dan merasakan bagaimana tidak enaknya terbakar. Kadang-kadang kita baru menyadari, belajar dan menghargai sesuatu setelah kita kehilangan sesuatu. "Adalah hal yang terbaik yang terjadi bagiku apabila degan itu aku dapat belajar ketetapanMU" Mazmur 119:71-73 
4. Tuhan menggunakan problem untuk melindungi kita. Problem dapat menjadi berkat bagi kita ketika dapat menghindarkan kita dari hal-hal yang berbahaya. Tahun lalu seorang teman saya di PHK dari pekerjaannya karena menolak untuk melakukan hal yang tidak etis yang diinginkan oleh atasannya. Pengangguran sementara itu adalah problem yang dihadapinya pada saat itu ,namun hal itu justru menyelamatkannya dari penjara setelah tim direksi mengetahui perbuatan tersebut beberapa saat setelah dia dipecat dari pekerjaannya. "Engkau merancangkan yang jahat terhadap aku, tetapi Tuhan merancangkan yang baik untuk aku" Kejadian 50:20 
5. Tuhan menggunakan problem untuk meyempurnakan kita. Problem, bila kita kita meresponikannya dengan benar, adalah merupakan pembentuk karakter kita. Tuhan lebih tertarik dalam karakter kita daripada kenyamanan kita. Hubungan kita dengan Tuhan dan karakter kita adalah dua hal yang akan kita bawa ke dalam kekekalan. "KIta dapat bersuka cita sewaktu berjalan dalam problem...karena melalui itulah kita belajar kesabaran. Dan kesabaran membangun karakter yang kuat dalam kita dan membantu kita untuk percaya kepada Tuhan semakin dalam sampai akhirnya pengharapan dan iman kita kuat dan matang." 
Roma 5:3-5 TUHAN SEDANG BEKERJA DALAM HIDUP KITA SEKALIPUN KITA TIDAK MENYADARINYA ATAUPUN MENGERTI 

Diterjemahkan dari "Ways to Make Use of Problems" by Brookes Eiler
http://www.airhidup.com/article/cara-memanfaatkan-problem

Jumat, 29 Mei 2015

Percaya atau Tidak

Percaya atau Tidak


Ada sepasang suami istri yang atheis mempunyai seorang anak. Mereka tidak pernah mengajarkan pada anak ini tentang Tuhan.
Suatu malam ketika anak ini berumur 5 tahun, kedua orang tuanya bertengkar dengan hebat, sampai sang ayah menembak sang ibu, kemudian sang ayah bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri. Anak ini melihat semua kejadian tragis tersebut.
Kemudian ia hidup di rumah yatim piatu. Ibu yang mengasuhnya di rumah yatim piatu itu adalah seorang Kristen dan suatu hari Ibu ini mengajaknya ke Gereja. Dan ia memberitahu guru sekolah minggu untuk bersabar dalam menghadapi anak ini karena dia belum pernah sama sekali mendengar tentang Tuhan.
Ditengah-tengah guru sekolah minggu ini sedang mengajar, ia memegang gambar Yesus dan bertanya: "Apakah ada dari kalian yang tahu gambar siapakah ini?". Anak kecil itu menjawab, "Aku tahu, itu adalah gambar dari orang yang memelukku erat-erat pada saat kedua orang tuaku meninggal."

Senin, 25 Mei 2015

Penabur Benih Kaki Lima

“Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.” (Roma 1:16)
Setiap orang mempunyai cara-cara yang berbeda di dalam melaksanakan pelayanan mereka di ladang Tuhan. Tergantung dengan kemampuan perseorangan, dan terutama, kesadaran pribadi akan tugas-tugas yang sudah diletakkan oleh Tuhan di dalam hati mereka.
Ada yang tampak nyata sekali hasilnya, karena ‘sukses’ seolah-olah selalu mengikuti setiap langkah yang mereka lakukan. Dan semua itu terjadi secara instan! Mereka begitu dikenal, dikagumi, bahkan tidak jarang terlalu disanjung oleh para ‘penggemar’ mereka, sehingga sering kali yang menjadi pusat pelayanan itu yang tampak tidak jelas dan membingungkan. ‘Yang Mengutus’ atau ‘Yang Diutus’, mana yang lebih penting, susah sekali untuk dibedakan!
Sedangkan kebalikannya, ada pelayanan-pelayanan yang hasilnya tampak tidak nyata sama sekali! Orang-orang yang melakukannya sering kali dipandang rendah dan tidak dihargai oleh saudara-saudara seiman mereka sendiri. Memang benar, kesuksesan pelayanan-pelayanan mereka sukar sekali untuk ‘diukur’, karena secara alami tidak ada buktinya.
Di Australia penginjilan kaki lima bukan merupakan suatu hal yang langka. Sampai saat ini masih banyak orang yang mau melakukannya, biasanya di persimpangan-persimpangan jalan kota-kota besar negara itu. Menggunakan cara-cara tersendiri mereka berusaha membagikan iman mereka kepada para pejalan kaki yang sedang berlalu-lalang di sana, atau yang sedang menunggu saat-saat lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau. Waktu yang tidak lama itu selalu mereka pergunakan untuk secepatnya menabur benih-benih firman Tuhan, baik melalui kata-kata maupun melalui lembaran-lembaran traktat yang mereka bagikan kepada orang-orang yang bersedia untuk menerimanya.
Memang di antara penginjil-penginjil kaki lima tersebut ada yang sudah dicap oleh masyarakat sebagai ‘Bible Bashers’, suatu julukan yang diberikan kepada orang-orang yang dituduh suka memaksakan iman kristiani mereka kepada orang-orang lain! Padahal sebenarnya mereka hanya ‘berkhotbah’ saja di ujung-ujung jalan untuk membagikan Injil Tuhan Yesus Kristus, tanpa kecenderungan untuk memaksakannya. Tetapi yang paling sering, mereka hanya menyerukan secara rutin kalimat-kalimat yang sama berdasarkan ayat-ayat Alkitab, yang kadang kala mempunyai kuasa adikodrati untuk menegur dan menembusi hati nurani orang-orang yang tepat pada saat itu sedang memerlukannya.
Terus terang saja, saya sangat kagum akan keulatan mereka. Kendatipun diacuhkan oleh hampir semua orang yang berlalu-lalang di sana, mereka tidak pernah berkecil hati atau merasa malu untuk meneruskannya. Hari demi hari mereka tetap bersedia untuk kembali ke tempat-tempat yang sama, dan melakukan dengan setia tugas-tugas mereka di sana. Saya menyadari kesulitan-kesulitan mereka, karena memang sangat tidak mudah untuk melayani orang-orang tertentu dengan sungguh-sungguh, jika sehari-harian kita tahu, bahwa mereka sudah menolak kita!
Tetapi saya yakin sekali, tanpa disertai kepastian iman, bahwa mereka sudah menerima mandat tersebut secara pribadi dari Tuhan, tentu mereka tidak mempunyai kekuatan untuk melaksanakannya.
Sejujurnya saja saya harus mengakui, bahwa sering kali tanpa sadar saya juga ikut terpengaruh oleh pendapat-pendapat umum mengenai penginjil-penginjil kaki lima tersebut. Karena setelah memperhatikan dengan seksama kenyataan-kenyataan yang ada, ... saya juga merasa ragu-ragu akan kemungkinan-kemungkinan kesuksesan pelayanan mereka! Sering kali saya bertanya-tanya sendiri: Apakah menginjili orang-orang dengan cara seperti itu benar-benar ada gunanya?
Tetapi pandangan yang sangat cupat tersebut langsung berubah ketika saya mendengar sebuah kisah nyata yang saya ketahui sendiri sungguh terjadi! Kisah mengharukan mengenai kesetiaan seorang hamba Tuhan yang tidak pernah menerima penghargaan dari siapa pun juga. Meskipun demikian, ia tidak pernah kendor untuk meneruskan kewajiban berdasarkan keyakinan imannya.
Kisah itu dimulai pada suatu hari Minggu pagi, ketika seorang hamba Tuhan dari Inggris mengisahkan sebuah kesaksian sebagai salah satu ilustrasi untuk menjelaskan tema yang sedang disajikan olehnya. Pada waktu itu ia menjadi seorang tamu pembicara di sebuah gereja di kota Adelaide, Australia.
Ia berkata, bahwa seorang pemuda dari gerejanya bertobat gara-gara bertemu dengan seorang laki-laki kecil berambut putih di persimpangan George Street di kota Sydney, Australia, ketika ia sedang berlibur di sana. Laki-laki itu menghampirinya, dan menawarkan selembar kertas traktat kristiani kepadanya sambil menyapa: “Apakah Anda sudah selamat? Jikalau Anda meninggal malam ini, apakah Anda akan masuk sorga?”
Pertanyaan yang langsung menembus hati nuraninya itu sudah menghantui dirinya sepanjang masa liburannya di negara Kangguru tersebut. Bahkan setelah tiba kembali di negaranya sendiri, ia masih tetap tidak bisa melupakannya! Pertanyaan lelaki kecil berambut putih itu terus mengiang-iang di dalam telinganya. Merasa sikap hidupnya perlu diubahkan, akhirnya pemuda itu bertobat dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
Di luar dugaannya, seusai ibadah seorang wanita jemaat gereja di sana datang menemui hamba Tuhan tersebut. Ia berkata, bahwa ia juga mengalami proses pertobatan yang sama seperti pemuda Inggris yang diceriterakan olehnya. Wanita itu mengenali di dalam ilustrasinya laki-laki kecil berambut putih yang membagikan kertas-kertas selebaran setiap jam-jam istirahat makan siang di persimpangan George Street di kota Sydney, karena laki-laki itulah yang juga berhasil memotivasikan pertobatannya!
Tetapi ketika ilustrasi pertobatan itu dibagikan olehnya di negara-negara kepulauan Karibia, di kota Perth, Australia, bahkan di Atlanta, Amerika Serikat, dan ia selalu mendapatkan respon-respon yang sama dari para pendengarnya, hamba Tuhan tersebut menjadi sangat ‘curious’. Ia ingin mengetahui, siapakah lelaki kecil berambut putih yang sudah menyebabkan begitu banyak orang dari berbagai negara di dunia mau bertobat?
Tak terasa waktu berlalu dengan cepat sekali. Hamba Tuhan itu akhirnya mendapat kesempatan untuk pergi mengunjungi kota Sydney dan berkhotbah di sana. Meluangkan waktunya, saat istirahat makan siang, sengaja ia pergi ke persimpangan George Street di tengah-tengah kota untuk menemui laki-laki kecil berambut putih yang sering diceriterakan di dalam ilustrasi-ilustrasi khotbahnya. Namun setelah berkeliaran dan menantikan cukup lama di sana, tetapi tetap tidak bisa bertemu dengannya, hamba Tuhan itu menyerah dan pulang kembali ke hotelnya.
Menjelang sore hari ia bertanya kepada rekannya, seorang hamba Tuhan setempat, dengan menggambarkan secara detil ciri-ciri lelaki yang ingin ditemui olehnya itu. Di luar dugaannya, ia bisa langsung mengenali deskripsi laki-laki tersebut. “Oh, itu pasti Pak Frank Jenner. Tapi yang aku ketahui, ia sudah tidak melakukan pelayanan itu, karena keadaan tubuhnya tidak mengijinkannya lagi! Sekarang Frank sudah tua sekali.” Ujarnya sambil menghela nafas dalam-dalam.
Bersikeras untuk menemuinya sebelum terbang kembali ke Inggris, hamba Tuhan itu mengajak rekannya untuk mencari alamat Frank Jenner. Tidak memakan waktu terlampau lama, akhirnya mereka berhasil mendapatkan alamat yang mereka perlukan tersebut. Tanpa membuang waktu lagi mereka berdua berangkat untuk mengunjunginya.
Mengikuti kisah mengenai kesaksian orang-orang dari berbagai negara yang mau bertobat gara-gara pertanyaan rutin, yang dilakukan olehnya dengan setia, setiap hari selama jam-jam istirahat makan siang di persimpangan George Street di kota Sydney, wajah laki-laki kecil berambut putih yang sekarang sudah berusia amat lanjut itu menunjukkan ekspresi seakan-akan ia kurang bisa mempercayai pendengarannya!
Penuh keharuan, sambil menelan ludahnya Frank Jenner berkata: “Pada waktu aku bertemu dengan Kristus, aku berjanji kepada-Nya, bahwa aku akan menjadi saksi-Nya dengan membagikan kasih Yesus menggunakan cara yang paling sederhana kepada paling sedikit sepuluh orang setiap hari. Selama lebih dari 40 tahun aku tidak pernah mendengar seorang pun yang tinggal di kota ini, boro-boro di luarnya, mau bertobat sebagai hasil dari segala jerih-payahku tersebut, … hingga saat ini.” 
Apabila Anda melayani di ladang Tuhan, tetapi merasa tertolak atau tidak dihargai oleh orang-orang di sekitar Anda, janganlah Anda berkecil hati. Percayalah, seperti yang terbukti sudah terjadi pada hidup Frank Jenner, Tuhan juga tidak akan melupakan jerih payah Anda! Karena jika kita melakukannya dengan segenap hati hanya untuk kemuliaan nama-Nya, kendatipun kita diacuhkan atau dilecehkan oleh manusia, karena semua yang kita kerjakan selalu tampak tidak ada gunanya, ketahuilah, bahwa Yesus pernah berkata: “…dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” (Yohanes 12:32) Selama motif hati kita benar di hadapan-Nya, cepat atau lambat, benih-benih kasih yang kita taburkan tersebut tidak akan terbuang sia-sia, karena sesuai waktu Tuhan mereka pasti akan tumbuh dan berbuah lebat!
Kita tidak perlu haus akan penghargaan manusia, karena hasil upaya kita yang tersembunyi jauh lebih berharga di mata Tuhan!
Memang tugas kita di dunia bukan untuk mengubah sikap hidup orang-orang lain, tetapi hanya membagikan Firman yang hidup kepada orang-orang yang memerlukannya. Selanjutnya … terserah kepada Tuhan, karena hanya Dia yang mampu mentransformasikan hidup mereka! Amin?

http://www.airhidup.com/article/penabur-benih-kaki-lima