Rose hidup secara mandiri sebagaimana orang - orang normal lainnya. Di usia 16 tahun orang tuanya membelikannya sebuah mobil bekas dengan alat - alat khusus agar bisa dikendarai olehnya. Ia juga menikah dan berkeluarga sebagaimana orang pada umumnya. Suaminya Dave Sigginis, seorang pria normal yang ganteng dan gagah mencintainya apa adanya. Mereka dikaruniai dua orang anak lucu. Rose dan Dave Siggins telah mengajarkan kepada kita cinta sejati dan kebahagiaan. Bahwa kebahagiaan tidak diukur dari apa yang kita miliki melainkan dari sikap hati dan cara kita menjalani kehidupan ini.
Sungguh keterlaluan bila jika yang dilahirkan normal dan tak kekurangan apa - apa masih juga mengeluhkan dan merasa kurang. Melihat apa yang dimiliki orang lain dan apa yang tidak kita miliki hanya akan membuat kita terus menerus tidak merasa puas. Dan sampai kapan pun sikap seperti itu nggak akan mendatangkan kebaikan buat kita. Coba deh kita perhatikan, betapa banyaknya hal yang patut kita syukuri sekarang ini. Nggak usah nunggu besok untuk bahagia. Kita bisa merasa gembira sekarang ini, dan menaikkan syukur atas segala yang telah Tuhan beri. Kalau Rose Siggins aja bisa, seharusnya kita pun bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.