Jumat, 04 Maret 2011

Allah melupakan dosa kita

Ada sebuah cerita tentang seorang pendeta yang pada masa mudanya telah melakukan dosa yang menurutnya sangat hina. Dia telah memohon ampun pada Allah, namun sepanjang hidupnya dia belum merasa tenang. Ia terus membawa beban dosa ini. Ia tidak benar-benar yakin bahwa Allah telah mengampuni dosanya.

Suatu ketika ia mendengar bahwa salah satu jemaatnya, seorang wanita tua, mempunyai karunia penglihatan dan dapat berbicara dengan Tuhan. Ia mengunjungi wanita ini dan bercakap-cakap dengannya. Di akhir kunjungannya, sang pendeta bertanya,

"Apakah Anda sering mendapat penglihatan?"

"Ya, Pak pendeta," jawab wanita tua ini.

"Apakah Anda juga dapat berbicara dengan Tuhan?"

"Ya," jawabnya lagi.

"Begini, Bu.. pada saat nanti Anda sedang berbicara dengan Tuhan, maukah Anda menolong saya menanyakan sesuatu kepada Tuhan?"

Wanita ini terkejut karena sebelumnya tidak ada yang meminta hal ini kepadanya. "Ya, dengan senang hati dan apakah yang ingin Anda tanyakan pada-Nya?"

"Tolong tanyakan dosa apakah yang telah saya lakukan pada waktu saya masih muda."

Wanita ini menyetujui. Selang beberapa waktu kemudian, sang pendeta mengunjungi wanita ini lagi. Setelah meminum tehnya, ia bertanya dengan hati-hati dan sedikit takut, "Apakah Anda sudah mendapat penglihatan akhir-akhir ini?"

"Ya, Pak pendeta."

"Apakah Anda juga sudah bercakap-cakap dengan Tuhan?"

"Ya..."

"Lalu, sudahkah Anda menanyakan dosa apa yang sudah saya perbuat di masa muda saya?"

"Saya sudah menanyakannnya."

Pendeta ini terdiam beberapa saat lalu bertanya lagi, "Tuhan menjawab apa?"

Sambil memandang sang pendeta, wanita ini menjawab dengan lembut, "Tuhan berkata bahwa Ia tidak mengingatnya lagi."

Saudara, Allah tidak hanya mengampuni setiap dosa dan pelanggaran kita. Tapi Dia juga memilih untuk melupakannya. Semua dosa kita sudah dibuang ke tubir laut yang paling dalam. Jangan lagi kita mau dilumpuhkan oleh dosa masa lalu kita.

Ini adalah kenyataan yang terindah yaitu bahwa Allah telah benar-benar mengampuni kita. Kitapun harus mau dan sanggup untuk mengampuni sesama. Dan bukan hanya mengampuni tetapi juga kita harus mampu melupakan seperti yang sudah Allah lakukan untuk kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.