Sabtu, 05 Maret 2011

Bejana pilihan

Seorang Tuan sedang mencari sebuah bejana. Ada beberapa bejana tersedia - manakah yang akan terpilih? Pilihlah saya, teriak bejana emas, saya mengkilap dan bercahaya. Saya sangat berharga dan saya melakukan segala sesuatu dengan benar. Keindahan saya akan mengalahkan yang lain. Dan untuk orang yang seperti engkau, Tuanku, emas adalah yang terbaik!

Tuan itu hanya lewat saja tanpa mengeluarkan sepatah kata. Kemudian ia melihat suatu bejana perak, ramping dan tinggi. Aku akan melayani engkau, Tuanku, aku akan menuangkan anggurmu dan aku akan berada di mejamu di setiap acara jamuan makan. Garisku sangat indah, ukiranku sangat nyata. Dan perakku akan selalu memujiMu.

Tuan itu hanya lewat saja dan menemukan sebuah bejana tembaga. Bejana ini lebar mulutnya dan dalam, dipoles seperti kaca. Sini! Sini! teriak bejana itu, saya tahu saya akan terpilih. Taruhlah saya di mejamu, maka semua orang akan memandangku.

Lihatlah saya, panggil bejana kristal yang sangat jernih. Aku sangat transparan, menunjukkan betapa baiknya saya. Meskipun saya mudah pecah, saya akan melayani engkau dengan kebanggaan saya. Dan saya yakin, saya akan bahagia dan senang tinggal dalam rumahmu.

Tuan itu kemudian menemukan bejana kayu. Dipoles dan terukir indah, berdiri dengan teguh. Engkau dapat memakai saya, tuanku, kata bejana kayu. Tapi aku lebih senang bila Engkau memakaiku untuk buah-buahan, bukan untuk roti.

Kemudian Tuan itu melihat ke bawah dan melihat bejana tanah liat. Kosong dan hancur, terbaring begitu saja. Tidak ada harapan untuk terpilih sebagai bejana Tuhan itu.

Ah! Inilah bejana yang aku cari-cari. Aku akan perbaiki dan kupakai, dan akan aku buat sebagai milikku seutuhnya. Aku tidak membutuhkan bejana yang mempunyai kebanggaan. Tidak juga bejana yang terlalu tinggi untuk ditaruh di rak. Tidak juga yang mempunyai mulut lebar dan dalam. Tidak juga yang memamerkan isinya dengan sombong. Tidak juga yang merasa dirinya selalu benar. Tetapi yang kucari adalah bejana yang sederhana yang akan kupenuhi dengan kuasa dan kehendakKu.

Kemudian Ia mengangkat bejana tanah liat itu. Ia memperbaiki dan membersihkannya dan memenuhinya. Ia berbicara dengan lembut kepadanya. Ada tugas yang perlu engkau kerjakan, jadilah berkat buat orang lain, seperti apa yang telah Kuperbuat bagimu.


Sahabatku, janganlah menjadi seperti bejana2 emas, perak, tembaga atau kristal. Jadilah menjadi bejana2 tanah liat, yang mau merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Biar Tuhan yang bentuk kita menjadi seperti yang Dia inginkan. Untuk dapat dibentuk Tuhan kita harus merendahkan hati kita, dan kita harus mengakui semua dosa dan kesalahan kita, akui selama ini kita sudah begitu kotor dan hancur di hadapan Tuhan.Tuhan ingin lihat kemurnian hati kita dan kemauan kita untuk mengakui semua kesalahan kita.
"Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."" (Markus 2:17)
Dalam ayat tersebut jelas banget kasih tau kita Tuhan ingin menyelamatkan orang yang mau mengakui setiap dosa dan kesalahannya. Oleh karena itu sahabatku, mari kita merendahkan diri kita di hadapanNya dn akui semua dosa dan pelanggaran kita di hadapanNya, dengan hati yang hancur kita akui semuanya dan pasti ad pembentukan dan pemulihan oleh Tuhan bagi setiap kita yang sungguh-sungguh merindukan pemulihan dariNya.

Tuhan Yesus Memberkati............. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.