Sabtu, 05 Maret 2011

Jesus CEO

Rendah hati dan menjadikan diriNya sebagai teladan adalah salah satu karakter seorang CEO dari perusahaan World Inc, ( yang mengelola dan memiliki planet bumi ). NamaNya sudah cukup dikenal di seluruh dunia, namun sayang, metode hidupNya agak kurang dipakai dalam dunia bisnis. Kebanyakan, metode bisnis sekarang ini menggunakan cara-cara dari musuh CEO tersebut.

Nama CEO itu adalah Yesus Kristus, dan nama musuhnya adalah Iblis. Ketika perusahaanNya direbut oleh Iblis, tidak heran jika sekarang seluruh penghuni perusahaan cukup kalang kabut menghadapi gejolak teror dari penguasa gelap ini. Gempa bumi, topan, bom bunuh diri, perang, bahkan demi 100.000 ribu dana KKB, ketua RT harus jadi tumbal keganasan penghuni.

Tidak habis habis jika membicarakan ini. Tapi kali ini saya mencoba untuk mengulas tentang teladan si CEO. Saat seperti ini, orang sudah hampir kehilangan akal sehatnya. Berbagai macam situasi dan kondisi, membuat pasien rumah sakit jiwa semakin hari kian bertambah banyak.

Nah, disaat inilah yang paling cocok bagi kita adalah tetap menjadi teladan bagi orang sekeliling kita. Siapa tahu, dengan berperilaku seperti Yesus, ada banyak emosi yang bisa diredam, ada banyak kasih yang ditebar, ada banyak senyum yang terpancar dari mereka yang patah semangat.

Teladan.

Satu kata, tapi memerlukan begitu banyak kata untuk menjelaskannya. Cobalah buka kamus bahasa indonesia dan carilah arti dari kata TELADAN. Apa yang anda temui ?

Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.

Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"

Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."

Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Yohanes 8:2-8

Yesus menunjukan teladan dengan tidak menjadi hakim atas wanita zinah itu. Dia mengerti, bahwa selama kapasitas diriNya 100% manusia, Dia tidak berhak menghakimi. Karena penghakiman adalah hak-Nya Bapa.

Belum lama ini, ada sekelompok orang yang mengatasnamakan agama, melakukan sweeping tempat hiburan, bahkan sempat memukuli seseorang yang tertangkap basah yang kebetulan sedang berada ditempat itu.

Bahkan organisasi yang sama juga pernah memprotes kontes kecantikan miss universe, yang hanya karena perwakilan dari Indonesia menggunakan bikini yang tidak sesuai dengan budaya negara kita.

Mereka menganggap dirinya lebih berhak melakukan hal itu daripada polisi ataupun lembaga pemerintahan yang ada.

Itulah yang namanya agama, selalu dituntut untuk berbuat baik. Sedangkan pengikut CEO, si Yesus, mengajarkan untuk selalu berbuat benar.

Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Matius 7:1

Jika kita menemukan orang yang berbuat salah, sang CEO memberikan teladan dengan :

"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Matius 18;15

Menegor!

Itulah bagian kita. Jika yang ditegor tidak mengindahkan kita, biarkan saja, yang penting kita sudah menegornya. Biarlah Tuhan sendiri yang akan berurusan dengannya.

Teladan berikutnya adalah jangan memandang rendah orang lain. Ada begitu banyak kisah dimana Yesus bertemu dengan orang orang berdosa yang notabene dipandang rendah oleh manusia. Dia tidak menganggap diriNya lebih berharga dari orang berdosa itu. Ingat kisah Zakheus, si pemungut cukai yang juga tukang peras ? si pelacur Maria yang mengurapi Yesus dengan minyak ? bahkan penderita kusta-pun, diterimaNya dengan tangan terbuka, sebagai manusia yang patut dikasihani.

Kita yang mengaku sebagai orang Kristen, bukankah seringkali kita memandang rendah saudara saudara seiman kita yang hanya karena tidak bisa berbahasa Roh ?, yang hanya karena saudara kita masih mengebulkan asap dari bibirnya ( merokok ) ?, yang hanya karena pernah berbuat zinah ? bukankah kita seperti itu ? kita merasa lebih baik dari mereka.

Saya pernah bertemu dengan salah satu korban-nya. Dia seorang pria yang sudah berumur, ketika mengikuti komunitas sel seperti family altar, hanya karena tidak bisa berbahasa Roh, dia dikucilkan oleh ketuanya.

Bahkan ada seorang pendeta yang sudah diblack list, yang hanya karena berzinah dengan seorang janda. Namun saya yakin, pendeta itu pasti sudah bertobat sekarang. Nah, masalahnya, gereja gereja yang pernah mengundangnya kotbah, mungkin saja tidak mau mengambil resiko untuk mengundangnya kembali sebagai pembicara, yang hanya karena PERNAH berbuat zinah.

Ini mengingatkan saya dengan Katryn Kulhman, seorang pendeta wanita yang pernah merebut suami orang ( pendeta ) diusianya yang masih 20-an tahun. 7 tahun pertama perkawinan-nya hancur. Menurut kalian, masih adakah kesempatan bagi Tuhan untuk memakainya kembali ? Secara manusia, mungkin tidak akan pernah dipakai lagi. Namun saya beritahu, 10 tahun terakhir dalam usianya yang menginjak 60-an tahun, Tuhan kembali memakai hidupnya sebagai orang yang penuh urapan! bayangkan saja, ketika dia datang dalam suatu KKR, karena yang hadir begitu banyak, dia terpaksa berjalan melalui dapur, dan ketika dia berjalan, semua koki jatuh rebah hanya karena urapan Tuhan begitu kuatnya melingkupi hamba Tuhan wanita ini. Tak heran jika urapan yang sama, kini diimpartasikan kepada generasi penerusnya, yaitu Benny Hinn!

Jangan memandang rendah orang lain. Ini teladan yang patut kita terapkan dalam kehidupan kita sehari hari. Baik itu kita berhadapan dengan office boy, cleaning service, bahkan dengan orang yang menurut kita berdosa sekalipun.

Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri Filipi 2;3

Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Lukas 18;14

Teladan berikutnya, adalah bertanggung jawab. Kita bersyukur, memiliki Tuhan yang dapat kita panggil Bapa. Tidak ada satupun ajaran manusia yang memanggil Tuhan-nya sebagai Bapa. Panggilan Bapa, itu datang dari pengajaran Roh Kudus, pribadi yang bertugas sebagai penasehat saya.

Tahukah bahwa panggilan BAPA memiliki makna yang begitu dalam ?

Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Matius 7;9-11

Salah satu pengertian sederhana dari panggilan BAPA adalah berTANGGUNG JAWAB penuh terhadap anak anaknya. Begitu juga kita, milikilah tanggung jawab sebagai pengikut Kristus. Jika kita bekerja sebagai karyawan, tunjukkan pula rasa tanggung jawab kita sebagai karyawan. Tanggung jawab adalah sifat yang diajarkan Bapa. Dan itu Alkitabiah!

Saya ingat ketika saya masih sekolah sambil bekerja disalah satu Department Store terkemuka di Jakarta, sekitar tahun 1996, ada seorang bapak tua pensiunan ABRI di bagian security yang satu kali bertugas shift sore ( dari pukul 3 sore sampai 10 malam ). Setiap malam, selesai tutup toko, bagian saya adalah mematikan seluruh lampu ruangan dan mengunci beberapa pintu keluar. Sedangkan bagian bapak itu, mengunci pintu lainnya dan bertugas juga memeriksa setiap fitting room, apakah ada orang yang tertinggal atau tidak.

Tentunya yang namanya security, pulangnya paling terakhir dari semua karyawan. Setelah memeriksa semua pintu, bapak ini pulang kerumahnya yang berada di daerah Depok. Sampai dirumahnya, waktu sudah menunjukan pukul 11-an malam. Namun hati bapak ini resah dan sedikit gelisah. Pasalnya, dia merasa semua pintu toko sepertinya belum semua dikunci. Padahal, sebelumnya sudah diperiksa. Namun karena rasa tanggung jawab akan pekerjaannya, dia kembali lagi ke tempat kerjanya yang terdapat di daerah Gajah Mada Plaza, Jakarta.

Malam malam, dengan sikap perwujudan dedikasi dan tanggung jawab, bersama dengan satpam dari pihak gedung Gajah Mada, bapak tua ini kembali memeriksa semua pintu dan didapatinya semua dalam keadaan terkunci. Barulah bapak tua ini merasa tenang. Dengan rasa puas, beliau pulang kembali kerumahnya dan tiba disana pukul 2 subuh.

Tanggung jawab! itulah yang Yesus mau ajarkan kepada kita, apapun beban atau tugas yang diberikan kepada kita, selesaikan dengan rasa tanggung jawab! seperti yang ditunjukkan oleh bapak tua itu.

Dan yang terakhir, teladan berikutnya adalah Kasih!

Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Matius 5;44

Jika si penguasa kegelapan mengajarkan bencilah musuhmu!, maka pengajaran yang berbeda dikeluarkan oleh CEO si Yesus, dengan pengajaran kasihilah musuhmu!

Mengasihi orang yang tidak bersalah kepada kita memang mudah, namun jika mengasihi orang yang pernah berbuat salah kepada kita ? Mhmm.. itu cukup SUUULLLIIIITTTT!!!!!!!

Saya pernah menasehati seorang kawan yang pernah mengalami percobaan akan perkosaan yang dilakukan oleh sabahat-nya sendiri. Saya katakan, sebut namanya dan bawa dihadapan Tuhan sebagai doamu untuk MENGAMPUNI dan MEMBERKATI dia. Dengan mata terbelalak dia mengatakan, kamu tidak tahu sih apa yang saya alami!

Memang saya tidak tahu persis kejadiannya saat itu, tapi saya sebagai anak dari si CEO, hanya mampu memberikan tips yang pernah diberikanNya kepada saya ketika pernah mengalami sakit hati dan sulitnya mengampuni seseorang.

Kembali lagi pada pengertian TELADAN. Dibutuhkan lebih dari satu kata untuk menjelaskannya, dan dibutuhkan lebih dari pengorbanan untuk mewujudkannya.

Yesus, si CEO menunjukan teladanNya, tidak dengan kata kata, melainkan dengan pengorbananNya di kayu salib!

GBU alaways...........................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.