Kasih Yang Sejati
Mengapa penulis Amsal 27 mengatakan, "Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi" (27:5)? Kasih tidak akan bermanfaat bagi orang yang dikasihi bila kasih tersebut tidak diungkapkan dalam tindakan nyata. Sadarilah bahwa ungkapan kasih yang sejati tidak harus bernada positif seperti pemberian materi, perhatian, dorongan, tetapi juga bisa bernada negatif seperti larangan, teguran, dan hukuman. Yang penting untuk diingat, ungkapan kasih yang sejati selalu dilandasi oleh motivasi untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang dikasihi. Kasih yang sejati tidak mengandung hidden agenda (agenda tersembunyi) yang bersifat negatif. Penulis Amsal 27 ini selanjutnya mengatakan, "Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah." (27:6). Ungkapan kasih yang bernada positif saja (tanpa diimbangi dengan ungkapan kasih yang bernada negatif) bisa menghancurkan hidup orang yang kita kasihi. Ungkapan kasih yang bernada positif dan yang bernada negatif bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Tuhan Yesus bersabda, "Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia." (Lukas 17:3 bandingkan dengan 1 Timotius 5:20; 2 Timotius 4:2).
Marilah kita mengasihi dengan kasih yang sejati. Ungkapan kasih kita terhadap sesama haruslah dilandasi oleh motivasi yang murni. Bila kita memuji atau memberi sesuatu kepada sesama kita, kita harus melakukannya dengan ketulusan hati. Kasih yang sejati tidak selalu menyenangkan, tetapi kasih yang sejati selalu mendatangkan kebaikan bagi orang yang dikasihi. [AMS/P]
Roma 12:9
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
sumber: http://gkysydney.org/renungan-gema-2008/kasih-yang-sejati.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.