Minggu, 14 Juni 2015

Lampu Motor

Lampu Motor

Sekitar satu tahun yang lalu keluarga saya pindah ke daerah Bojonggede, Bogor dan semenjak itu saya bertransportasi ke tempat kerja (di Jakarta) dengan kereta api.  Dan puji Tuhan, kami bisa membeli sebuah sepeda motor tua sebagai kendaraan tambahan karena untuk mencapai stasiun kereta jaraknya agak jauh dari lokasi rumah kami.
Mengendarai motor awalnya tidak nyaman buat saya karena saya baru belajar mengendarainya. Tetapi dengan berjalannya waktu, ternyata saya bisa dan saya sangat menikmatinya.
Ternyata banyak hal yang bisa saya pelajari dari sebuah sepeda motor. Tuhan berbicara kepada kita dengan berbagai cara dan saya terpesona, saya kagum karena Tuhan berbicara kepada saya pribadi lewat sepeda motor tua saya.
Saya selalu keluar rumah pada jam 4.30 pagi dan pulang antara jam 19.00 - 20.30 setiap harinya.  Saya belajar banyak hal dari motor tua saya.  Karena keluar rumah masih subuh dan kembali kerumah sudah malam, otomatis saya harus selalu menyalakan lampu motor. Nah, inilah yang mengajari saya bahwa kita sangat sangat dan sangat membutuhkan Tuhan untuk menerangi hidup kita.  Kita butuh Firmannya agar jalan didepan kita selalu terang. 
Memang kita seringkali menemukan / berjalan di jalan yang gelap.  Tapi ada lampu yang harus kita nyalakan terus, supaya kita tidak jatuh ke dalam lobang, supaya kita tidak terperosok, supaya kita bisa menghindari bebatuan.  Seperti itulah hidup kita.  Kita ingin sampai ke tujuan hidup kita.  Dan saya yakin kita semua ingin menuju kepada Tuhan, Bapa kita.  tapi ada jalan. dan jalan itu tidak selalu mulus. Ada sungai, ada batu2. Ada persoalan, ada masalah, ada tekanan.  dan kalaupun ada bagian jalan yang terang, anggap saja itu bonus dari Tuhan atas ketaatan dan ketekunan kita. Tapi kita tahu Tuhan adakan itu semua buat menguji kita.  Dia mau lihat apakah kita mampu lewati itu semua.  Tuhan menunggu kita sambil mengawasi kita.  Karena itu, nyalakan terus lampu kendaraan kita.  Nyalakan terus Firman Allah itu dalam hidup kita sehingga kita bisa melihat apakah didepan ada sungai, batu2 agar kita bisa melalui itu dengan baik, tidak terjatuh ataupun terluka.  Kalau ada kegelapan, kita tidak takut, karena cahaya Firman itu menerangi jalan didepan kita.
Memang ada juga cahaya2 lampu dari kendaraan lain.  Tapi saya belajar bahwa, kita jangan tergoda dengan cahaya lain itu. Dengan seringnya saya mengendarai motor, saya semakin tahu bahwa kita tidak bisa mengandalkan cahaya dari kendraan lain selain cahaya dari kendaraan kita sendiri. Jika cahaya lain itu datang dari depan, memang jalan kita jd terang, tapi hanya sebentar , pd saat dia sudah melewati kita maka kita bisa celaka karena mata kita silau dan tidak fokus terhadap jalan yg kita ambil.  Dan bila kendaraan di belakang kita menerangi jalan kita, kita pasti merasa senang karena ada cahaya bantuan.  Pdhal setelah kendaraan itu melewati kita, maka jalan didepan kita kembali gelap. 
Seperti itu jugalah hidup kita.  Kita senang, kita bahagia saat ada cahaya lain yang ikut menerangi jalan kita.  Kita pikir itu adalah cahaya dari Tuhan.  Bukan, saudara. Cahaya dari Tuhan itu ada pada diri kita. Iblis bisa menipu kita dengan memberikan kita cahaya palsu. memang cahaya itu terang dan mungkin lebih terang dari cahaya kita sendiri.  Tapi cahaya itu menyilaukan mata kita dan bisa membahayakan kita karena kita jd tidak bisa melihat apa yg ada didepan kita.  Dan cahaya iblis pun tidak abadi. Karena dia menerangi kita hanya sesaat dan kemudian menghilang setelah memberikan kita harapan2 semu, janji2 palsu, kesenangan2 fana.
Bandingkan dengan cahaya milik Tuhan yg DIA berikan untuk kita. Asalkan kita fokus dan tidak tergoda oleh cahaya lain, asalkan kita taat dan setia pada terang Firman Tuhan, pasti kita akan sampai ditujuan hidup kita yaitu BAPA kita dengan selamat.
Dan kita akan mengalami kebahagiaan yang luar biasa karena BAPA kita menyambut kita dengan penuh kasih dan membiarkan kita menikmati kasih itu sepuas kita.
 http://www.airhidup.com/article/lampu-motor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.