Jumat, 04 Maret 2011

Percakapan dengan Tuhan

Aku : Zzzzz......

Tuhan : Bangun !!!

Aku : Hmmm.... siapa ya ?

Tuhan : Aku ??? Aku Tuhan, aku dengar di doamu, kau ingin bicara langsung denganku, maka doamu Kukabulkan.
Aku : (tertegun) Oh, aku tidak menyangka doaku dikabulkan, lalu kita ada di mana ?

Tuhan : Di dalam mimpimu, ini media paling mudah untuk berbicara.

Aku : (tertegun) Oh...

Tuhan : Kudengar di doamu, kau ingin mengajukan pertanyaan kepada-Ku, aku ingin mendengarnya
sekarang.

Aku : Benar, bisakah sekarang kumulai ?

Tuhan : Tentu.

Aku : Tuhan, tahukah Engkau bahwa dunia yg Kau ciptakan ini penuh dengan ketidakadilan, banyak orang percaya dianiaya, orang benar menderita, itu tidak adil Tuhan !

Tuhan : menurutmu, apakah adil, ketika Aku mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosamu ?

Aku : Kalau begitu, semua orang benar harus menderita di dunia, begitu ?

Tuhan : Apakah penderitaan itu selamanya ? Mengapa ketika menderita manusia selalu bertanya "mengapa harus aku?". Tetapi, ketika senang, mereka tidak pernah bertanya "mengapa harus aku ?"

Aku : Kalau begitu, mengapa banyak orang jahat hidup senang ?

Tuhan : Kau yakin ?

Aku : Ya, walaupun tidak semua ...

Tuhan : Kalau begitu, cobalah jadi jahat, dan lihatlah seberapa lama kau akan senang, kau bisa membuktikannya sendiri.

Aku : Hidup ini terlalu rumit untuk dijalani, mengapa Kau selalu mendatangkan cobaan dan masalah ?

Tuhan : Masalah kudatangkan bukan untuk disesali dan dikeluhi, tapi untuk diselesaikan, cobaan kudatangkan untuk menunjukkan adanya diri-Ku, dan perlunya berserah pada-Ku.

Aku : Tapi, setiap masalah datang, Aku selalu berdoa meminta jalan keluar, tetapi kadang, kau tidak memberinya ? Mengapa ?

Tuhan : Mengapa ? Pertanyaan bagus, mengapa setiap firman yang Kuperintahkan padamu, kau tidak pernah melakukannya atau selalu menunda-nunda ? Sebelum engkau menuai, menaburlah terlebih dahulu.

Aku : Mengapa manusia tidak pernah puas terhadap dirinya ?

Tuhan : Manusia tidak akan menyadari betapa berharganya sesuatu, sampai mereka kehilangan
semuanya.

Aku : Karena itulah Tuhan, mengapa penyesalan selalu datang terlambat ? Itu menyebalkan...

Tuhan : Kalau belum terlambat, bukan penyesalan namanya. kalau belum menyesal, manusia tidak akan pernah tahu dimana letak kesalahannya.

Aku : Memang benar, tapi penyesalan selalu mendatangkan penderitaan.

Tuhan : Ketika penyesalan datang, manusia diberi 2 pilihan. Pertama, segera bangkit dan meninggalkan duka-citanya. Itu membuat manusia makin kuat dan terasah. Kedua, berkata : "aku tidak kuat, beban ini terlalu berat untuk dijalani". itu mendatangkan penderitaan.

Aku : Perlukah aku memelihara doa dan waktu untukMu setiap harinya ?

Tuhan : perlukah Aku mejagamu dan mengawasimu setiap harinya ?

Aku : Tuhan, seringkali aku sudah berusaha dan berusaha, tapi selau gagal ! Mengapa ?

Tuhan : berapa kali kau mencoba ?

Aku : Katakanlah 10 kali!

Tuhan : Bagus, kalu begitu kau sudah mngetahui 10 cara yg tidak berhasil. Jangan samakan kegagalan dengan pengalaman. Manusia tidak pernah gagal, sampai dia berhenti berusaha.

Aku : Tapi, semua itu terlalu beresiko Tuhan. Setiap usaha mempunyai resiko.

Tuhan : Sesungguhnya, ketika kau takut mengambil satu resiko, kau telah mengambil resiko yang tersisa, yaitu kau tidak akan pernah berhasil !

Aku : Kalau begitu, bagaimana cara mendapat kesenangan hidup ?

Tuhan : Cintailah dirimu sendiri, dan senantiasa bersyukur. Hidup ini sebenarnya indah. Jika masalah datang, jangan biarkan masalah menguasai dirimu, tetapi belajarlah menguasai masalah. Ah, waktu kita habis, kau sudah harus bangun pagi...

Aku : Kapan kita bisa berbicara seperti ini lagi ?

Tuhan : Kapanpun, sebenarnya jarak kita hanya dipisahkan oleh doa.


Aku : Oke, terima kasih Tuhan atas pembicaraan yg indah ini.

Tuhan : Sama-sama.

Aku pun terbangun dari mimpiku......


Sahabatku, apa yang kau dapatkan setelah membaca cerita percakapan dengan Tuhan diatas?
aku lihat banyak sekali berkat yang kita bisa dapetin dsana.
Di cerita diatas banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang mungkin selama ini juga kita sering bertanya-tanya tentang hal yang sama kepada Tuhan.

Apakah ada pertanyaan yang memang sesuai dengan pertanyaanmu selama ini? Jika memang ada, baca jawaban dari Tuhan dengan hikmat. Semoga jawaban itu bisa membuat kita lebih berhikmat lagi dalam menjalani hari-hari kita bersama Tuhan.

Yang mau q bahas dalam cerita itu adalah yang pertanyaan bagaimana cara kita bisa senang dan menikmati hidup ini.

Kunci pertama untuk kita bisa senang dan menikmati hidup ini adalah kita harus mencintai diri kita dan bisa mensyukuri untuk apa yang sudah kita miliki. Belajarlah untuk bisa bersyukur untuk apa yang kita punya, karena disitu kita akan merasakan rasa cukup. dan saat Tuhan lihat kita bisa mensyukuri untuk apa yang telah Ia berikan, q yakin Ia akan tambahkan berkat-berkat yang baru untuk kita.

Dan kunci yang kedua adalah bagaimana sikap kita saat menghadapi masalah yang datang. saat masalah datang, Tuhan ingin kita bisa belajar menguasai masalah itu. Jangan malah kita yang dikuasai masalah. coba baca 1 Korintus 10:13 "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." Dari ayat ini kita tuh dikasih tau kalau semua masalah yang terjadi pasti telah diukur Tuhan dan sesuai dengan kekuatan kita, so pasti kita pun bisa berkuasa atas masalah itu.

Sahabatku, apakah kamu rindu hidup senang dan bisa menikmati hidup ini?
Kalau memang itu kerinduanmu, ayo kita belajar untuk mengucap syukur untuk yang kita telah miliki dan mari kita belajar untuk berkuasa untuk setiap masalah yang terjadi di dalam hidup kita.
Aku percaya ada sebuah sukacita yang baru yang kita rasakan untuk kita terus menjalani hidup ini dalam pimpinan Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati......................... ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.