Senin, 19 September 2011

Boneka untuk adikku

Boneka untuk adikku

Hari terakhir sebelum Natal, aku terburu-buru ke supermarket untuk membeli hadiah-hadiah yang semula tidak direncanakan untuk dibeli. Ketika melihat orang banyak, aku mulai mengeluh: "Ini akan makan waktu selamanya, sedang masih banyak tempat yang harus kutuju. Natal benar-benar semakin menjengkelkan dari tahun ke tahun. Kuharap aku bisa berbaring, tidur, dan hanya terjaga setelahnya" Walau demikian, aku tetap berjalan menuju bagian mainan, dan di sana aku mulai mengutuki harga-harga, berpikir apakah sesudahnya semua anak akan sungguh-sungguh bermain dengan mainan yang mahal.

Saat sedang mencari-cari, aku melihat seorang anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun, memeluk sebuah boneka. Ia terus membelai rambut boneka itu dan terlihat sangat sedih. Aku bertanya-tanya untuk siapa boneka itu.

Anak itu mendekati seorang perempuan tua di dekatnya: "Nenek, apakah engkau yakin aku tidak punya cukup uang ?"

Perempuan tua itu menjawab: "Kau tahu bahwa kau tidak punya cukup uang untuk membeli boneka ini, sayang."

Kemudian Perempuan itu meminta anak itu menunggu di sana sekitar 5 menit sementara ia berkeliling ke tempat lain. Perempuan itu pergi dengan cepat. Anak laki-laki itu masih menggenggam boneka itu di tangannya.

Akhirnya, aku mendekati anak itu dan bertanya kepada siapa dia ingin memberikan boneka itu.

"Ini adalah boneka yang paling disayangi adik perempuanku dan dia sangat menginginkannya pada Natal ini. Ia yakin Santa Claus akan membawa boneka ini untuknya".

Aku menjawab mungkin Santa Claus akan membawa boneka untuk adiknya, dan supaya ia jangan khawatir.

Tapi anak laki-laki itu menjawab dengan sedih "Tidak, Santa Claus tidak dapat membawa boneka ini ke tempat dimana adikku berada saat ini. Aku harus memberikan boneka ini kepada mama sehingga mama dapat memberikan kepadanya ketika mama sampai di sana."

Mata anak laki-laki itu begitu sedih ketika mengatakan ini "Adikku sudah pergi kepada Tuhan. Papa berkata bahwa mama juga segera pergi menghadap Tuhan, maka kukira mama dapat membawa boneka ini untuk diberikan kepada adikku."

Jantungku seakan terhenti.

Anak laki-laki itu memandangku dan berkata: "Aku minta papa untuk memberitahu mama agar tidak pergi dulu. Aku meminta papa untuk menunggu hingga aku pulang dari supermarket."

Kemudian ia menunjukkan fotonya yang sedang tertawa. Kamudian ia berkata: "Aku juga ingin mama membawa foto ini supaya tidak lupa padaku. Aku cinta mama dan kuharap ia tidak meninggalkan aku tapi papa berkata mama harus pergi bersama adikku."

Kemudian ia memandang dengan sedih ke boneka itu dengan diam.

Aku meraih dompetku dengan cepat dan mengambil beberapa catatan dan berkata kepada anak itu. "Bagaimana jika kita periksa lagi, kalau-kalau uangmu cukup ?"

"Ok" katanya. "Kuharap punyaku cukup."

Kutambahkan uangku pada uangnya tanpa setahunya dan kami mulai menghitung. Ternyata cukup untuk boneka itu, dan malah sisa. Anak itu berseru: "Terima Kasih Tuhan karena memberiku cukup uang"

Kemudian ia memandangku dan menambahkan: "Kemarin sebelum tidur aku memohon kepada Tuhan untuk memastikan bahwa aku memiliki cukup uang untuk membeli boneka ini sehingga mama bisa memberikannya kepada adikku. DIA mendengarkan aku. Aku juga ingin uangku cukup untuk membeli mawar putih buat mama, tapi aku tidak berani memohon terlalu banyak kepada Tuhan. Tapi DIA memberiku cukup untuk membeli boneka dan mawar putih. Kau tahu, mamaku suka mawar putih"

Beberapa menit kemudian, neneknya kembali dan aku berlalu dengan keretaku. Kuselesaikan belanjaku dengan suasana hati yang sepenuhnya berbeda dari saat memulainya. Aku tidak dapat menghapus anak itu dari pikiranku. Kemudian aku ingat artikel di koran lokal 2 hari yang lalu, yang menyatakan seorang pria mengendarai truk dalam kondisi mabuk dan menghantam sebuah mobil yang berisi seorang wanita muda dan seorang gadis kecil. Gadis kecil itu meninggal seketika, dan ibunya dalam kondisi kritis. Keluarganya harus memutuskan apakah harus mencabut alat penunjang kehidupan, karena wanita itu tidak akan mampu keluar dari kondisi koma. Apakah mereka keluarga dari anak laki2 ini?

2 hari setelah pertemuan dengan anak kecil itu, kubaca di Koran bahwa wanita muda itu meninggal dunia. Aku tak dapat menghentikan diriku dan pergi membeli seikat mawar putih dan kemudian pergi ke rumah duka tempat jenasah dari wanita muda itu diperlihatkan kepada orang-orang untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum penguburan. Wanita itu di sana, dalam peti matinya, menggenggam setangkai mawar putih yang cantik dengan foto anak laki-laki dan boneka itu ditempatkan di atas dadanya. Kutinggalkan tempat itu dengan menangis, merasa hidupku telah berubah selamanya. Cinta yang dimiliki anak laki-laki itu kepada ibu dan adiknya, sampai saat ini masih sulit untuk dibayangkan. Dalam sekejap mata, seorang pria mabuk mengambil semuanya dari anak itu.

------------------------------------------------------------------------------------------------

Sahabatku, cerita diatas sangat luar biasa ya, walaupun akhirnya ga happy ending, tapi ada suatu nilai yang luar biasa terkandung dalam cerita ini.
Satu yang q lihat adalah kepolosan hati seorang anak menerima keadaan yang terjadi di dalam hidupnya. Secara manusia mungkin sangat berat jika qt mengalami hal yang dialami anak lelaki ini, adiknya baru meninggal dan mamanya kritis. Sungguh tragis sekali mendengarnya. Mungkin kita jika mengalami hal itu akan sangat menyalahkan Tuhan karena kekecewaan yang begitu besar terhadap Tuhan, dan malah meninggalkan Tuhan.

Tapi tidak dengan anak lelaki ini, dia tidak complain sama Tuhan, dia belajar berpikir positif dan belajar menerima keadaan yang dia hadapi. Q melihat hati yang murni yang dimiliki anak kecil ini, dia mau menerima keadaan dengan cara berpikir yang positif, dia tetap percaya Tuhan beri yang terbaik di dalam hidupnya. Tuhan berkenan melihat hati anak ini dan Tuhan berkati dan cukupi kebutuhan anak ini untuk membeli boneka dan bunga mawar putih.

Tuhan ingin kita bisa memiliki hati seperti anak lelaki ini, yang mau tulus tetap mencintai Tuhan dan menerima semua keadaan dengan berpikir positif, berpikir kalau semua terjadi karena Tuhan tahu yang terbaik. dalam Matius 19:14 "Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." Tuhan menegaskan bahwa orang-orang yang memiliki hati yang murni seperti anak-anak, yang akan masuk dalam kerajan Sorga. Dan saat kita punya hati yang tulus percaya sama Tuhan, Tuhan kan nyatakan kuasaNya lebih lagi di dalam hidup kita.

Sahabatku, ayo mari kita introspeksi diri kita, apakah kita sudah memiliki hati yang tulus percaya kepada Tuhan seperti yang anak kecil itu miliki? Sudahkah kita bisa menerima semua yang terjadi dalam hidup kita dan belajar untuk melihat segala sesuatu hal dari segi positifnya?
semoga renungan ini menjadi berkat untuk kamu semua yang sedang membaca renungan ini, dan membawa perubahan yang baik sehingga hidup dari setiap kita akan semakin berkenan di hadapanNya.

Tuhan Yesus memberkati kita semua ^_^..............................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.