Minggu, 17 Mei 2015

Duduk di Kaki Yesus

Duduk di Kaki Yesus

Di Betania ada keluarga yang begitu mengasihi Yesus, kisah ini dapat di lihat secara nyata melalui sikap mereka yang dengan berani mengundang dan menyambut Yesus di rumah mereka, sementara yang lainnya walaupun mereka begitu bersimpati kepada Yesus namun mereka tidak berani berbuat hal yang sama seperti keluarga Betania, Yohanes 9:22. Saat Yesus berada di rumah Maria dan Marta, Marta berusaha melayani Yesus dan murid-muridNya dengan sebaik-baik sehingga tanpa di sadarinya ia menjadi lelah dan mulai melirik kepada Maria yang tidak menolongnya tapi duduk di kaki Yesus melihat Yesus mengajar.
Dalam kondisi yang kurang adil dan bijaksana ini, Marta protes kepada Yesus atas sikap Maria, tetapi Yesus tidak membela Marta, malahan sebaliknya memberi penilaian bahwa apa yang dilakukan Maria adalah suatu perbuatan yang terbaik. Kalau kita memandang peristiwa ini dari sisi jasmani, khusunya dari sisi social dan ekonomi, maka kita akan berkata bahwa apa yang dilakukan oleh Maria adalah tindakan seorang yang malas, bodoh, tidak tahu perasaan orang lain, tidak punya tenggang rasa dan lain-lain. Tetapi kita tidak boleh menilai seseorang hanya dari sudut pandang saja. Karena pandangan seperti itu adalah pandangan yang tidak adil. Kita harus mempunyai pandangan seperti yang telah dilakukan oleh Yesus terhadap Maria. Kita tidak dapat mengecam dan menghakimi Maria, tetapi yang sebenarnya adalah Maria seorang figur anak Tuhan yang tahu menggunakan waktu. Kapan untuk urusan jasmani dan kapan untuk urusan rohani. Tidak ada satupun yang dapat halangi dia, tetapi tentunya Maria tidak lalai melakukan segala kewajibannya secara jasmani (urusan sehari-hari).
Mengapa Yesus menilai "beribadah" (duduk di kaki Yesus) adalah suatu tindakan terbaik?
Pertama, orang yang beribadah, sedang mengumpulkan kekayaan / harta yang kekal, Matius19:21.Nilai kekayaan dunia sangatlah fana, tetapi kekayaan rohani bersifat kekal yang tidak dapat di curi oleh siapapun. Tidak heran kalau Yesus menganjurkan kepada orang-orang Yahudi untuk bekerja bukan bagi hal-hal yang akan binasa, tetapi untuk perkara yang kekal, Yohanes 6:27.
Kedua, orang yang tidak beribadah akan kehilangan iman. Hal ini dapat kita lihat melalui peristiwa yang terjadi pada waktu penyaliban dan penguburan Yesus, Yohanes 20:24-25. Saat itu murid-murid dilanda dengan rasa takut yang begitu mencekam, sehingga mereka menutup jendela dan pintu rumah tempat mereka beribadah. Tetapi Thomas memutuskan untuk tidak beribadah, Yesus pun hadir menampakkan diri dan memberikan damai sejahtera kepada murid-muridNya. Mereka dibebaskan dan dilepaskan dari rasa takut. Karena Thomas tidak berbakti, Thomas tidak menikmati berkat yang telah di alami oleh murid-muridnya. Ketika murid-murid mengunjungi Thomas (suatu Contoh yang baik untuk di tiru jemaat bila ada anggota jemaat yang tidak berbakti, jemaat lainnya berusaha mengunjunginya) mereka menceriterakan hal itu kepada Thomas.Tetapi ketika rekan-rekan bersaksi kepada Thomas tentang pengalaman mereka yang telah berjumpa Yesus, Thomas telah kehilangan iman. Thomas hanya mau percaya apabila secara langsung ia bertemu dengan Yesus. Thomas benar-benar telah kehilangan iman.
Kita juga dapat melihat perbedaan yang mencolok antara orang yang suka duduk di kaki Tuhan (Beribadah) dengan orang yang tidak suka duduk di kaki Tuhan. Hal ini dapat kita dari kehidupan Maria dan Marta, Yohanes 11. Maria dan Marta menghadapi masalah yang cukup pelik, karena saudara mereka yang mereka kasihani meninggal dunia. Masing-masing datang kepada Yesus dengan keluhan dan permohonannya. Tetapi kalau kita mempelajari dari Injil Yohanes 11:31-34 kita dapat kesimpulan bahwa Maria berhasil manggoncangkan hati Yesus dengan doanya sehingga Yesus menanyakan kepada Maria masalah dan kesulitan yang dihadapinya, Yohanes 11:34. Demikian juga doa orang-orang yang rajin beribadah, ia sanggup menggoncangkan hati Yesus. Sebaliknya, kalau kita terus mempelajari sampai ayat ke ayat 39, justru Marta telah menjadi penghalang ketika Yesus mulai melangkah untuk menyatakan mujizatNya. Hal ini terjadi karena Marta kurang setia untuk duduk di kaki Yesus (Beribadah). 
Kiranya kita menjadi anak Tuhan yang rajin beribadah, sehingga kita menjadi anak-anak Tuhan yang sanggup menggoncangkan hati Yesus untuk bertindak membela perkara kita. Semoga!

http://www.airhidup.com/article/duduk-di-kaki-yesus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.